Katanya sih tiap-tiap orang punya soulmate sendiri-sendiri. Tapi kenapa kok malah dianjurkan tak nikahi soulmate kita?
Rasanya indah punya seseorang yang sudah tahu apa yang kita maui tanpa harus dikasih petunjuk atau permintaan. Perasaan ‘nyambung’ dengan si dia yang ngegemesin kebanyakan jadi petunjuk kalau dirinya soulmate alias belahan jiwa kita.
Apa itu ‘soulmate’ atau belahan jiwa?
Simpelnya begini.
Masih ingat adegan pas Tom Cruise bilang “You complete me” ke Renee Zellweger dalam Jerry Maguire dan ditimpali dengan kalimat “You had me at ‘Hello’” ?
Nah, kira-kira begitulah salah satu gambaran belahan jiwa. Tapi, tak semua orang bisa menyatu dengan belahan jiwa mereka.
Bahkan para psikolog yang jadi narsum Singapore Brides menggelar tiga alasan kenapa kita justru tak boleh nikahi soulmate.
Apa tiga alasannya?
#1 KURANG MEMUASKAN
Studi menunjukkan dengan percaya menyatu dengan soulmate bisa mengimbangi kita justru bikin banyak ekspektasi tak realistis muncul.
Dr. Ted Hudson dari University of Texas menemukan fakta tak ada bendanya antara kecocokan pasangan bahagia dan pasangan yang tak bahagia secara obyektif. Pasangan yang bahagia dan puas dengan hidup mereka justru mengakui diri mereka berdua lah yang bikin hubungan jadi berhasil – bukan pemikiran bahwa mereka adalah soulmate.
Sedangkan pasangan yang tak bahagia malah punya pemikiran ‘pasangan yang seimbang sangat penting agar pernikahan sukses’. Itu artinya mereka tak berpikir diri mereka cocok satu sama lain alias ‘berpikiran negatif’!
Astaga, Pasangan Ini Traveling Sembari Bugil?
#2 PANDANGAN ‘PERNIKAHAN ADALAH SEBUAH PERJALANAN’ BIKIN PERNIKAHAN BERHASIL
Nah, jika ukuran kesamaan kepribadian dan selera nggak bisa jadi syarat berhasilnya pernikahan, lalu apa dung?
Studi yang dilakukan psikolog Spike W.S. Lee dan Nobert Schwartz menggelar penelitian dua jenis pasangan. Pasangan satu berpikiran pernikahan sempurna karena soulmate dan pasangan yang satu menganut ‘pernikahan adalah perjalanan’.
Hasilnya?
Hah, Ternyata Rahasia Bahagia Itu Lepas Baju?
Pasangan pertama yang percaya konsep pernikahan soulmate selalu memberikan sinyal kurang harmonis – karena mereka berdua (atau salah satu antara mereka) terus mempertanyakan ‘Apakah si dia benar-benar pasangan yang sempurna’?
Dan ya, pasangan yang percaya ‘pernikahan adalah sebuah perjalanan’ cenderung semakin berkembang menemukan tujuan pasti hubungan percintaan mereka alias kerap bahagia lewat letupan-letupan yang terjadi!
#3 KUNCI SUKSESNYA: MOMEN KESEHARIAN
Ya, nyatanya cara pasangan berinteraksi satu sama lain sehari-hari jadi kunci suksesnya hubungan pernikahan. Setidaknya itu yang dikatakan Dr. John Gottman, pendiri The Gottman Institute.
Dr. Gottman – lewat serangkaian studinya – melihat bahwa kesulitan demi kesulitan yang dihadapi justru jadi momen pasangan tumbuh bareng jadi lebih dewasa.
Lainnya?
Hati-Hati deh, Kalau Pasangan Bersikap Persis 5 Perilaku Ini di Kamar
“Pasangan yang selalu mencari apa yang dibutuhkan diri satu sama lain, dan mereka yang selalu berharap bisa bahagia bareng mereka itulah yang paling bahagia,” tambah Lisa Diamond, asisten profesor psikologi dan studi gender dari Universitas Utah.
So, masih mau percaya en ngotot ingin cari soulmate-nya?