Mitos atau Fakta: Rudal Orang Gemuk Itu Kecil?

0
61

Benarkah rudal orang gemuk itu kecil?

 

Penis orang gemuk itu kecil! Ya, entah sejak kapan pernyataan itu sudah beredar. Yang pasti, nggak sedikit masyarakat, termasuk di Indonesia yang percayai anggapan tersebut.

Benarkah demikian?

Menurut riset, orang berbadan gemuk tak selalu punya penis berukuran kecil. Bahkan, kata para ilmuwan, pernyataan bahwa obesitas bisa bikin penis jadi mengecil sangat tidak benar.

Berat badan sejatinya nggak akan ubah ukuran penis seseorang jadi lebih kecil atau lebih besar. Yang terjadi justru muncul kantung lemak di area penis.

Makin gemuk badan seseorang, maka makin banyak pula lemak yang tertimbun di area tersebut. Alhasil, penis pun lambat-laun akan tampak makin kecil lantaran tertutup lemak.

Secara fisik, Mr.P nggak berubah jadi pendek, tapi berubah secara fungsi. Maksudnya, pria gemuk cenderung bakal sulit penetrasi pas bercinta. Itu karena Mr.P terganjal lemak yang menggumpal di area vital. Dalam kasus yang ekstrem, pria obesitas bahkan tak bisa melihat alat vitalnya sendiri!

“Setiap orang yang mengalami kenaikan berat badan sekitar 22,5 kg, maka orang tersebut akan menenggelamkan penisnya sendiri sedalam 1 inci,” terang urolog dari California, Dr. Edward Karpman.

Untuk atasi hal tersebut, para peneliti sarankan agar pria tambun segera diet sehat. Tujuannya tak lain agar lemak yang menggumpal di area Mr.P bisa lenyap.

 

Lalu, Apakah Mr.P jadi besar setelah diet?

Ingat, perubahan hanya terjadi secara fungsi. Artinya, orang gemuk bisa lakukan penetrasi lebih dalam, tak seperti saat berperut buncit. Perlu dicatat, jangan sekali-kali pakai obat pembesar penis dalam kasus ini!

 

 Cara Mudah Plus Alami Besarkan Penis

 

Bicara orang gemuk, ada satu fakta menarik lagi yang juga perlu diketahui. Menurut Paul Cohen-Bacrie, Direktur Ilmiah di Eylau-Unilabs, Paris, pria gemuk punya peluang lebih kecil untuk jadi seorang ayah. Kata dia, itu karena jumlah sperma orang gemuk lebih sedikit.

Kelebihan berat badan sebabkan modifikasi sperma serta gangguan hormonal. Akibatnya, jumlah motilitas dan vitalitas sperma jadi berkurang,” ujar Paul seperti dilansir situs Independent.

 

(Visited 8,304 times, 1 visits today)