Sudah banyak tips dan trik yang dapat kita temui di media untuk mencapai orgasme, mulai dari posisi, trik ‘pemanasan’, hingga menyiapkan setting yang mendukung seperti lilin aromaterapi dengan seprai linen. Tetapi, bagaimana jika itu semua belum cukup? Dunia medis telah menemukan The O-Shot, singkatan dari The Orgasm Shot (suntik orgasme), yaitu injeksi untuk membuat klimaks Si Dia lebih intens.
Suntik orgasme adalah treatment tanpa operasi untuk meningkatkan sensasi rangsangan seksual dan meremajakan vagina. Harganya? Kamu harus merogoh kocek sebesar 1.000 Poundsterling!
Dr. Sharif Wakil, seorang dokter di Dr SW Clinic di Inggris, menawarkan injeksi ini bagi para pasien wanita yang kurang puas secara seksual. Saat ini, sudah ada kurang lebih 2.000 wanita yang menerima suntikan tersebut. Tidak main-main, pasiennya tidak hanya datang dari Inggris, namun juga dari berbagai belahan dunia. Dr. Wakil berguru pada penemu metode suntik ini, Dr. Charles Runels. Dr. Wakil mengklaim bahwa pasien-pasiennya mendapat orgasme lebih sering dan intens, lubrikasi yang lebih banyak di vagina, dan lebih sensitif terhadap rangsangan setelah prosedur 40 menit ini dilakukan.
Lalu, bagaimana cara injeksi ini bekerja? Suntik orgasme menggunakan platelet (trombosit) darah pasiennya sendiri yang diambil dari lengan. Sampel darah ini lalu ditempatkan dalam centrifuge khusus yang menghasilkan PRP (platelet rich plasma) berkualitas tinggi. Lalu, cairan ini disuntikkan kepada area-area spesifik di sekitar vagina, dan pasien cukup melakukan suntik ini sekali saja. Namun, ada juga yang kembali lagi untuk menyuntik, yang efeknya akan terakumulasi dengan suntikan sebelumnya, sehingga hasilnya lebih ‘terasa’. Ketika PRP disuntikkan ke vagina, sel-sel akan terpancing untuk meningkatkan aliran darah dan menghasilkan suatu jaringan sehat yang dapat meningkatkan vaskularisasi area tersebut.
Saat ini, jumlah pasien tidak pernah menurun. Meningkat, malah! Tidak seperti pria, orgasme pada wanita memang lebih jarang terjadi. Belum lagi, karena faktor umur, sensitivitas terhadap rangsangan bisa menurun. Selain alasan seksual, alasan sulit kontrol buang air kecil pun juga menjadi salah satu faktor utama seorang pasien datang untuk suntikan ini.
Beberapa wanita yang memilih untuk menjalani prosedur ini menderita gangguan rangsangan seksual, yang dialami 1 dari 20 wanita berdasarkan sebuah studi. Kondisi seperti ini tidak memungkinkan wanita untuk memiliki orgasme. Ada juga wanita yang merasa sakit saat berhubungan seks; kondisi seperti ini lebih sering ditemukan, dengan statistik 1 dari 10 wanita.
Efektivitas dari suntik orgasme kurang lebih dapat dipengaruhi oleh kondisi pasiennya sendiri, contohnya usia. Dan tentu saja, menyuntik bagian yang sangat sensitif seperti vagina bukan tanpa resiko. Semua suntikan punya resiko pendarahan, infeksi, dan merusak ujung syaraf, namun Dr. Wakil mengklaim bahwa ia tidak pernah melihat efek samping seperti itu pada 2.000 pasiennya.
Bagaimana, POPle? Apakah pasanganmu tertarik untuk menjalaninya?