Penasaran Kenapa Ambivert Bisa Lebih Sukses dan Berpengaruh?

0
13

Tipikal karakter seperti apakah diri kita? Apakah itu introvert atau ekstrovert? Atau jangan-jangan ambivert?

 

Terlepas apakah Anda orang yang introvert atau ekstrovert, tes tipe karakter orang adalah hal yang sangat umum di lingkungan akademik dan dunia kerja. Keuntungan mengetahui tipe karakter diri bisa jadi penolong untuk mengenali dimana kelebihan dan kekurangan kita. Apakah kita bisa bekerjasama dengan orang lain atau tidak?

Jika introvert adalah tipe yang tertutup dan ekstrovert adalah tipikal yang lebih open-mind, ambivert adalah tipe karakter yang ada di pertengahan antara keduanya.

Berikut sederet poin kenapa tipe ambivert lebih bisa sukses dibanding kedua tipe lainnya:

 

#1  Ambivert lebih fleksibel

Orang Ambivert tak memercayai satu cara atau satu jalan. Ia menjelajahi banyak jalan dan cara untuk mencapai tujuan. Kedengarannya memang negatif, tapi apakah itu negatif atau tidak tergantung pada penerapan aksinya. Jika introvert merasa nyaman serasa di rumah dan ekstrovert serasa seperti bersenang-senang, ambivert melingkupi keduanya!

 

#2  Emosi stabil

Percaya atau tidak, tipe ambivert ternyata lebih stabil dalam hal emosi. Jika ekstrovert tidak mudah terpengaruh dan introvert terbilang hipersensitif, ambivert justru memiliki keseimbangan antara keduanya. Demikian penjelasan Hans Eysenck, psikolog yang mempopulerkan istilah ‘ambivert’ pada 1947.

 

Berbagai tipikal karakter ambivert di dunia. Anda yang mana?

 

 

Michael Phelps Tarung Renang Dengan Hiu “Jaws”, Siapa Yang Menang?

 

#3  Lebih berpengaruh

Terbukti dari beberapa kondisi pasar percobaan, mereka yang ambivert meraih keuntungan perjam yang lebih besar sebanyak 155 dolar alias 24% lebih tinggi dari mereka yang ekstrovert. Wah!

 

#4  Ambivert itu intuitif

Ini adalah kualitas dari mereka yang membuat diri mereka hebat dalam kehidupan sehari-hari dan bisnis. Jurnalis Daniel K. Pink sempat menulis,”Ambivert tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam. Mereka juga tahu kapan harus merespon, kapan harus memaksa dan kapan harus menahan diri.”

 

Bagaimana dengan diri Anda?

 

 

berbagai sumber

(Visited 2,216 times, 1 visits today)