Sebuah artikel yang muncul dalam situs bisnis terkemuka cukup menohok perhatian. Bagaimana tak menohok, judul artikel tersebut itu berbunyi ‘Dear Apple: Kami Tak Ingin Jam Tangan Pintar Karena Jam Tangan Klasik Tak Akan Pernah Mati’!
Ya, jam tangan klasik memang tak akan pernah mati. Sama halnya Anda masih suka membeli CD (compact disc) atau kembali memburu album musik format vinyl, atau sama halnya juga dengan Anda yang masih membaca berita via koran format kertas (tak lewat tablet atau ponsel karena itu menyedot energi baterai yang rasanya lebih pas dipakai untuk main game atau bermedia-sosial-ria!), memakai jam tangan klasik jelas lebih terasa ‘manusiawi’ dan orisinil!
“Kita semua memang terkait dengan kamera, ponsel dan komputer dan tablet serta pad secara ekstrim, dan saya rasa ada sesuatu yang mantap tentang memiliki sesuatu yang monolog,” ujar Stephen Puvirent, salah satu editor Hodinkee.
Itu jadi salah satu poin kenapa kita tetap memakai jam tangan klasik. Sesuatu yang monolog terlihat lebih berkualitas dan ya, superior. Mengganti iPhone begitu mudah, tapi tak demikian mengganti jam tangan. Yang ada kita malah mengoleksinya.
Terlihat gagah bak James Bond jadi poin lain yang tak disadari saat tetap memilih untuk memakai jam tangan klasik. Poin lainnya: jam tangan klasik punya nilai nostalgia dan bersejarah. Dan itu dilengkapi dengan poin jam tangan klasik adalah simbol dari sosok personal seseorang.
Warisan generasi
Moto Patek Philippe, salah satu brand jam tangan klasik, berbunyi “Anda tak akan pernah benar-benar memiliki Patek Philippe. Anda semata-mata merawatnya untuk generasi berikutnya.” Bisa dimengerti, mengingat orang-orang membeli jam tangan juga sebagai barang yang dikoleksi, yang tentu saja bisa dihibahkan ke anak-anak mereka!
Nah, masih rela harus terus ikut mainstream. Mulai sekarang tak perlu melulu itu-itu saja. Mengapa tidak beralih ke jam tangan klasik yang memang tak pernah bisa tergantikan. Break The Routines
berbagai sumber
