Jangan sampai terjebak zona pertemanan yang nampaknya ‘nyaman’ tapi …
Iya, oke, boleh saja bangga saat ini karena telah jadi ‘pria terdekat’ yang selalu ada di sampingnya. Apalagi Anda juga pria yang paling sabar mengikuti apa kemauannya. Lalu?
Tunggu dulu.
Ternyata Anda juga sosok yang selalu dijadikan tempat bercerita hubungan asmaranya dengan pria lain. Oh! Oh!
Kondisi terakhir tersebut rasanya seperti tersambar petir di siang bolong. Hancur pasti perasaan begitu tahu kenyataan tersebut!
Zona pertemanan memang strategi yang salah. Awalnya ingin cetak gol ke gawang lain tapi yang ada malah gawang sendiri yang kebobolan. Lalu, kok bisa terjebak pada zona tersebut?
Banyak hal pastinya. Bisa jadi karena diri punya bakat jadi pembimbing konseling atau pakar konsultasi asmara. Tapi ada baiknya agar diri tak terjerumus ke zona pertemanan tersebut.
Camkan ini:
Kencan Bukan Jalan-Jalan
Jika memang punya rasa padanya coba arahkan ajakan. Jangan pergi tanpa ada tujuan, jadi harus tentukan dan arahkan tiap kali pergi dengan dirinya. Coba tunjukkan kalau kita memang sedang mengajaknya pergi kencan. Pergi nonton atau makan malam di tempat romantis bisa jadi yang tepat jika diri memang inginkan dirinya lebih dari hanya sekadar teman!
Jangan Bingung, Ini Tanda-Tanda Kena Virus Cinta!
Munculkan Ego
Ego selalu jadi musuh dalam hubungan. Nah, agar tak terjebak dalam friend-zone ego perlu dipakai! Jangan selalu ikuti apa yang si dia mau. Dengan begitu dirinya lebih membutuhkan ketimbang menginginkan kita. Apabila yang dirasa adalah kebutuhan jangan harap dirinya mau kehilangan. Yang ada dirinya akan lebih aman untuk dijadikan Anda sebagai teman.
Batasi Diri
Pada masa pendekatan tak berarti tak ada batasan pribadi masing-masing. Ingat, kalau belum mulai hubungan sebagai kekasih. Membatasi diri pada tahap ini punya manfaat agar masing-masing bisa alami rasa penasaran satu sama lain. Jangan sampai istilah ‘ilang feeling’ muncul dalam masa ini. Cukup ceritakan hal yang tak terlalu dalam tentang diri kita!
Bicarakan Wanita Lain
Untuk tahu bagaimana perasaan dirinya ke diri cara ini bisa dilakukan. Coba singgung topik pembicaraan lain. Ceritakan sosok wanita yang belum lama ini dekati diri kita. Perhatikan dengan teliti seperti apa respon darinya. Jika ia merasa biasa-biasa saja, sudah saatnya memperbaiki strategi pendekatan. Jika ia marah berarti memang dirinya tak hanya menganggap kita sebagai teman.
Tarik ulur
Ada istilah ‘Diri seseorang diketahui berharga atau tidak begitu dirinya tak ada lagi.’ Kalau selama ini sudah merasa intens cobalah tinggalkan dirinya beberapa saat. Apabila tak ada respon jelas dirinya tak membutuhkan kita. Itu berarti kita tak ubahnya teman. Tapi, kalau ia berusaha mencari kita berarti memang benar kalau kita memang sosok yang diinginkannya.
Waktu berjalan cepat, jadi jangan larut dalam ‘keindahan berteman’ dengan si dia. Bergeraklah!
