Beberapa tahun terakhir, kecurangan saat ujian di kalangan pelajar di China diketahui makin merajalela. Sebut saja pada tahun 2014 lalu. Sejumlah pelajar tertangkap basah memanfaatkan ‘joki’ saat menjalani Gaokao alias tes masuk perguruan tinggi.
Dalam kasus yang lebih ekstrim, ada pula siswa yang terbukti melakukan kecurangan dengan teknik yang sangat kreatif seperti dalam film mata-mata era Perang Dingin. Dan untuk menghentikan kecurangan tersebut, beberapa provinsi di China akhirnya memutuskan untuk menggunakan drone (sebagai pengawas) selama ujian berlangsung.
Sebagaimana dilansir Shanghaiist, lebih dari sembilan juta pelajar di China mengikuti Gaokao setiap tahunnya. Hasil ujian tersebut nantinya akan menentukan universitas mana yang bakal menerima siswa-siswi tersebut. Jika gagal dalam ujian itu, masa depan seseorang dianggap tak akan secerah peserta yang berhasil, bahkan akan dianggap mengecewakan keluarga.
Nah, menjelang penyelenggaraan Gaokao tahun ini, media pemerintah China kembali mengingatkan para pelajar agar tidak berbuat curang selama masa ujian. Mereka (pemerintah) mengatakan bahwa siapapun yang ketahuan berbuat ‘nakal’ saat ujian akan diberi ganjaran yang tak main-main, yakni hukuman penjara maksimal 7 tahun (untuk kasus ekstrem) serta dilarang mengikuti ujian nasional selama tiga tahun.
Baca juga: Ciuman dengan Orang Asing Jadi Fenomena Unik Terbaru di China!
Hukuman itu sejatinya telah berlaku sejak bulan November tahun 2015 lalu, sejak diamandemennya Pasal 284 KUHP China. Dengan adanya aturan tersebut, pemerintah berharap praktik kecurangan saat ujian bisa diberantas.
Tahun ini sendiri, kementrian pendidikan dan kepolisian China makin memperketat pengawasan saat ujian nasional. Kedua lembaga itu akan melakukan pemeriksaan dan memastikan tak ada satupun pelajar yang membawa perangkat nirkabel atau sejenis ke dalam ruangan ujian.
